Rabu, 06 Oktober 2010

Konsumsi Gas 3 Kg Meningkat

PEKANBARU - Sejak disosialisasikan 2009 lalu, konsumen pengguna elpiji tabung 3 kilogram terus meningkat dari waktu ke waktu. Beberapa distributor yang ditemui di lapangan megatakan bahwa jumlah tabung yang mereka siapkan terus meningkat.

Hal ini diakui oleh beberapa pemilik warung yang menyediakan tabung elpiji 3 kilogram isi ulang di beberapa wilayah di Pekanbaru. Sebagaimana diakui oleh beberapa pemilik warung seperti Azore (35), pemilik warung di Jalan Yos Sudarso. Ujang (42), pemilik warung di Jalan Tuanku Tambusai kepada Riau Pos, Ahad (6/5).

‘’Sudah banyak yang isi ulang, kalau dulu kan gak ada, malah takut memakai tabung tiga kilo tapi kini sudah banyak, bahkan stok setiap minggu habis,’’ ujar Azore.

Awalnya tidak banyak yang mengisi ulang karena jatah pembagian tabung tiga kilo hanya disimpan di rumah, tapi kini sudah banyak kemajuan. Setiap minggu, stok yang disiapkan selalu habis.

Bahkan, untuk Pekanbaru, sebenarnya sudah semua kepala keluarga mendapatkan pembagian tabung gas elpiji tiga kilo sesuai yang terdata oleh konsultan pendata penerima.

Sales Representatif Gas Pertamina Riau dan Kepri, Isfahani menyatakan persepsi masyarakat dalam keamanan pemakaian tabung elpiji 3 Kg memang sudah mulai berubah. Hal ini berdampak ke efek bisnis bisnis serta perkembangan pemasarannya.

Isfahani mengungkapkan masyarakat yang akan atau yang sudah memakai LPG harus dan mulai menyadari bahwa dengan pemakaian LPG 3 Kg maka akan lebih hemat. LPG tiga kilogram juga mudah didapat dan aman.

40 Juta Keluarga Memakai Elpiji
Sampai saat ini pihak pemasaran Pertamina mengatan sudah lebih dari 40 juta kepala keluarga yang memakai LPG se indonesia. Program ini awalnya dimulai 2007 di Pulau Jawa. Saat ini, program konversi tersebut sudah merambah ke Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.

Di Riau sendiri, program konversi sudah berjalan di Pekanbaru dan Dumai. Untuk di Pekanbaru di Pekanbaru sudah sebanyak 112 ribu kepala keluarga yang menerima. Angka itu sesuai dengan angka yang berhak menerima.

Saat ditanya mengapa masih banyak masyarakat yang tidak atau yang belum menerima tabung gas sementara yang terdata sudah dipenuhi semua, Isfahani menyatakan bahwa ada beberapa faktor sehingga ada beberapa masyarakat tidak terdata.

‘’Saat pendataan, bisa saja beberapa keluarga sedang tidak ada dirumah. Kemudian bisa saja persyaratan untuk menjadi penerima tabung gas tidak lengkap atau memang mereka tidak bersedia menerima tabung gas dengan alasan tertentu atau alasan pribadi,’’ ujar Isfahani.

Ketika ditanya apakah Pertamina masih akan memberikan tabung kepada masyrakat yang belum mendapatkan tabung gas tersebut, Isfahani membenarkannya. Namun saat ditanya kapan waktunya, Isfahani menyatakan bahwa hal tersebut masih dalam persetujuan dan proses di pusat.

‘’Kita ini termasuk pada pihak yang mengajukan, tidak akan mungkin kita biarkan masyarakat yang tidak mendapatkan bagian tabung tiga kilo tapi masyarakat harus sabar menunggu karena masih dalam proses,’’ kata Isfahani.

Aman
Program konversi dari minyak tanah ke LPG ini menjadi program konversi terbesar didunia. Hal tersebut diakui oleh World LPG Asosiation.

Untuk keamanan yang selalu ditakutkan oleh masyarakat selama ini, sebenarnya hal yang meresahkan itu tidak perlu terjadi. Dikatakan Isfahani bahwa jika masyarakat banyak melihat kebakaran atau tabung meledak, itu bukan karena masalah tabung gas tiga kilo tapi banyak kondisi kemananan yang kadang terabaikan saat menggunakan elpiji tabung tiga kilo ini.

‘’Tabung itu tak pernah meledak, tapi bisa saja kompornya masih hidup sehingga gas terus keluar dari tabung sementara dapur tanpa ventilasi, inilah yang sering terjadi,’’ terang Isfahani.

Tabung juga selalu dipantau oleh Pertamina dan setiap lima tahun sekali selalu dilakukan pembaruan. Secara normal, tabung gas bisa tahan sampai 30 tahun.‘’Untuk kemanan, kita jamin. Kalau terjadi kecelakaan itu karena kesalahan yang bukan dari tabung gas. Untuk itu kami sudah memberikan arahan, jangan sekali-kali melakukan pemindahan isi tabung secara ilegal. Berilah dapur ventilasi yang cukup. Saat mencium bau gas LPG, maka saling mengingatkan untuk memeriksa kompor gas dirumah masing-masing,’’ terang Isfahani

Sumber : www.riaupos.com




MEDAN
Konsumsi LPG 3 kg di Sumut terus meningkat setelah program konversi LPG 3 kg berjalan di wilayah Sumatera Utara, konsumsi LPG 3 kg terus naik setiap bulan. Namun, harga LPG isi 12 kg di Medan kembali mengalami kenaikan hingga mencapai Rp100.000 per tabung yang sebelumnya sudah mencapai Rp78.000 per tabung.

Menurut Assisten Customer Relation-External Relation Pertamina Pemasaran BBM Retail Region I Sumut/NAD, Rustam Aji mengatakam peningkatan konsumsi LPG 3 kg di Sumut terus meningkat, hal ini menandakan terjadinya peningkatan animo masyarakat untuk menggunakan LPG.

Pada bulan Agustus 2009, konsumsi LPG 3 kg di Sumut sebesar 1.106 metric ton (MT), naik 2.6 kali dibanding bulan Juli sebesar 425 MT (1 MT = 1.000 kg).

Selanjutnya di bulan September, konsumsi naik menjadi 1.800 MT, Oktober 2.021 MT, November 2.498 MT, dan Desember sebesar 3.868 MT. Sedangkan di bulan Januari ini, hingga tanggal 25 telah disalurkan sebanyak 4.642 MT LPG 3 kg.

Rustam menjelaskan, peningkatan konsumsi ini seiring dengan penggunaan LPG 3 kg di masyarakat. Untuk memenuhi pasokan LPG, Pertamina memiliki Depot Pangkalan Susu dengan kapasitas LPG sebanyak 6.000 MT, dan Depot LPG Filling Plant Tandem dengan kapasitas 350 MT.

Di Sumut juga telah beroperasi 3 (tiga) SPPBE (Stasiun Pengisian & Pengangkutan Bulk Elpiji) khusus 3 kg, sedangkan 2 SPPBE lagi sudah siap beroperasi. Kelima SPPBE 3 kg tersebut adalah sebagian dari 15 SPPBE yang telah memiliki izin prinsip untuk dibangun di Sumatera Utara.

Selain itu, 3 SPPBE lama yang sebelumnya melayani kemasan 12 kg dan 50 kg, juga diperbantukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Sedangkan dalam pendistribusiannya, di Sumut terdapat 185 agen dan 1.546 pangkalan LPG 3 kg. 2,1 Juta Tabung sudah didistribusikan di Sumbagut.

Dia mengungkapkan, 0rogram Konversi Minyak Tanah tahun 2009 tidak hanya dilaksanakan di wilayah Sumatera Utara, tetapi juga di Riau dan Kepulauan Riau.

Saat ini untuk wilayah Sumatera Utara telah didistribusikan sebanyak 1.722.227 paket perdana, Riau sebanyak 155.004 paket, dan Kepulauan Riau 247.251 paket.

"Pertamina selaku BUMN yang menjadi salah satu operator migas selalu melaksanakan penugasan dari pemerintah berdasarkan kaidah dan aturan yang berlaku, yang diterapkan oleh fungsi terkait seperti Departemen ESDM maupun BPH Migas. Pertamina juga bekerja sesuai dengan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance)," katanya.

Dia menambahkan, pelaksanaan konversi yang terdiri dari 4 tahap, yaitu Sosialisasi, Pencacahan, Distribusi dan Penarikan Minyak Tanah dilaksanakan sesuai prosedur yang ditetapkan.

Mengingat bahwa program konversi dari minyak tanah ke LPG 3 kg memiliki tujuan untuk penghematan di sisi konsumen/masyarakat serta penghematan dari sisi anggaran subsidi pemerintah. Bagi masyarakat yang masih ingin menggunakan minyak tanah, Pertamina telah menunjuk 13 dealer dan 335 penyalur minyak tanah non-subsidi.

Berbeda dengan minyak tanah subsidi, maka minyak tanah non-subsidi tidak ada kuota atau alokasi, sehingga berapa pun kebutuhan masyarakat akan disalurkan. Untuk membedakan dengan yang subsidi, minyak tanah non-subsidi ini diberi pewarna (marker dyes) ungu yang tidak berbahaya, dan diangkut dengan mobil tanki warna hijau. Untuk minyak tanah subsidi tetap disalurkan dengan mobil tanki warna merah dan tidak diberi pewarna.

Dia menambahkan, rogram Pemerintah ini dilaksanakan berdasarkan Peraturan Presiden No. 104 Tahun 2007 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Penetapan Harga LPG Tabung 3 Kg dan Peraturan Menteri ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) No. 21 Tahun 2007 tentang Penyelanggaraan Penyediaan dan Pendistribusian LPG Tabung 3 Kg.

source : (MedanPunya.Com)

0 komentar:

Posting Komentar